Desa Karanganyar merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo, dimana sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Selain menggantungkan penghidupannya dari pertanian tanaman pangan, beberapa petani ada juga yang memelihara ternak khususnya sapi sebagai sumber penghasilan. Banyaknya masyarakat yang memelihara sapi menjadikan beberapa dari mereka membuat kandang komunal secara mandiri. Salah satunya adalah kelompok peternak Sekar Wijaya. Namun adanya kandang komunal di sekitar pemukiman warga ini ternyata menimbulkan masalah, karena kotoran sapi membuat lingkungan sekitar kandang komunal menjadi tercemar. Sebagai ilustrasi, satu ekor sapi per hari menghasilkan kotoran kira-kira 15 kg (sapi dewasa) dan 7 kg (anak sapi). Dari gambaran tersebut maka bisa dibayangkan, sapi-sapi yang ada di kandang komunal akan menghasilkan kotoran dalam jumlah yang cukup banyak, wajar jika kemudian ini akan mencemari lingkungan sekitar kandang komunal.

Sebenarnya di kelompok Peternak Sekar Wijaya telah dibangun instalasi biogas oleh Badan Lingkungan Hidup (BPLH) yang cukup besar dengan kapasitas digester 25 meter kubik, yang memiliki potensi untuk bisa mencukupi kebutuhan gas untuk rumah tangga minimal 7 keluarga. Namun demikian kondisi instalasi Biogas saat itu tidak berfungsi (mangkrak) sejak beberapa tahun yang lalu karena tidak adanya pendampingan dari BPLH yang memberikan bantuan tersebut. Sungguh suatu keadaan yang sangat disayangkan, karena hal ini berarti kerugian yang cukup besar bagi negara karena instalasi dengan biaya yang besar tidak bermanfaat bagi masyarakat.

Dari latar belakang kondisi yang demikian, tim pengabdian yang di ketuai oleh Bekti Wahyu Utami, SP.,MSi dan angota tim Dr. Ir. Eka Handayanta,MPĀ  melakukan kegiatan yang bertujuan untuk memvitalkan kembali instalasi biogas tersebut dan sekaligus mencoba memberikan rangsangan untuk penciptaan sebuah ekonomi produktif di desa dengan membangun instalasi pupuk organik dari slurry/limbah biogas. Adapun keseluruhan kegiatan yang dilakukanan tim meliputi perbaikan instalasi digester,memfungsikannya kembali hingga memberikan pipa aliran gas ke rumah-rumah termasuk mengganti kompor biogas. Revitalisasi biogas juga dilakukan pada pengolahan limbah dari digester menjadi pupuk organik, untuk ini timbersama kelompok membangun instalasi pengolahan pupuk biogas. Pupuk organik dari limbah biogas tersebut selain telah dimanfaatkan kelompok, saat ini sudah banyak diminati oleh petani lain di luar kelompok peternak. Harapannya dari kegiatan ini selain biogas tidak lagi mangkrak, ada alternatif sumber energi yang renewable, lingkungan pun mulai terbebas dari sumber polutan yang mencemari dan lebih dari itu kelompok memiliki sumber pendapatan yang menjadi peluang untuk penciptaan usaha ekonomi produktif pupuk organik dari limbah biogas.