Usaha Peternakan dalam Sistem Pertanian Terpadu Berkelanjutan

Sistem Pertanian Terpadu Berkelanjutan

Sistem pertanian terpadu berkelanjutan hadir sebagai pendekatan holistik yang berupaya mengatasi beragam tantangan modern, termasuk perubahan iklim, degradasi lahan, dan hilangnya keanekaragaman hayati, serta praktik pertanian yang kurang berkelanjutan. Pendekatan ini mengutamakan kelestarian lingkungan, ekonomi, dan sosial, yang sangat penting untuk menjamin ketersediaan pangan berkualitas di tengah peningkatan populasi global. Peningkatan populasi ini berdampak pada eksploitasi sumber daya alam dan pergeseran pola konsumsi yang mengarah pada komoditas pangan berkalori tinggi namun rendah gizi.

Tantangan Pertanian Berkelanjutan

Pengembangan pertanian berkelanjutan menghadapi lima tantangan utama di era modern. Pertama, penyempitan lahan pertanian produktif akibat praktik intensif seperti monokultur dan penggunaan pupuk kimia berlebihan yang merusak kualitas tanah. Kedua, kelangkaan air menjadi hambatan serius karena sektor pertanian adalah konsumen air tawar terbesar. Ketiga, perubahan iklim merupakan kontributor sekaligus korban dari praktik pertanian modern, menyebabkan emisi gas rumah kaca dan mengganggu produksi pertanian. Keempat, hilangnya keanekaragaman hayati akibat pertanian modern mengurangi sumber daya genetik dan membuat pertanian lebih rentan terhadap hama dan penyakit. Kelima, limbah makanan dalam jumlah besar terbuang sia-sia di seluruh rantai produksi, pemrosesan, transportasi, dan penyimpanan.

Urgensi dan Kontribusi Usaha Peternakan

Model usaha tani terintegrasi atau terpadu, yang melibatkan sektor pertanian dengan peternakan, dilaporkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian secara keseluruhan. Dalam sistem ini, setiap komponen saling melengkapi: ternak menghasilkan kotoran sebagai pupuk organik untuk tanaman, sedangkan limbah tanaman dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Integrasi ini tidak hanya mengoptimalkan pemanfaatan lahan dan mengurangi risiko gagal panen, tetapi juga meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Ternak, khususnya ruminansia, memainkan peran krusial tidak hanya sebagai penghasil bahan pangan hewani, tetapi juga sebagai bagian integral dari sistem pertanian yang berkelanjutan.

Secara lebih rinci, kontribusi penting usaha peternakan dalam sistem pertanian terpadu berkelanjutan di era modern meliputi pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan ternak, yang mengubah limbah menjadi produk bernilai tinggi sekaligus mengurangi biaya pakan. Peternakan juga berperan sebagai “industri pupuk bergerak” dengan menyediakan pupuk organik berkualitas dari kotoran ternak, sehingga mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Selain itu, peternakan dapat membantu mengendalikan hama dan penyakit tanaman secara biologis, meningkatkan keanekaragaman hayati dengan memelihara berbagai jenis ternak dan tanaman, serta berfungsi sebagai penghasil energi terbarukan melalui produksi biogas dari kotoran ternak.

Keep in touch


Lt 2 LPPM UNS


Jl. Ir. Sutami 36 A. Surakarta, 57126


No telp : 0271 632916


fax : 0271 632368


Email : pspkumkm@unit.uns.ac.id